[Jawa Kuno] #003 Pronomina Persona dan Posesif (Kata Ganti Orang dan Kepunyaan) − Personal and Possesive Pronouns
Pronomina bahasa Jawa Kuno berdasarkan bukunya Romo Zoetmoelder, Bahasa Parwa I, setidaknya terdiri dari tiga:
- Kata Ganti Orang
- Kata Ganti Penunjuk
- Kata Ganti Penentuan (kata ganti kepunyaan / posesif)
ORANG PERTAMA TUNGGAL
1. Aku
Kata aku, merupakan kata asli nusantara dan juga digunakan dalam bahasa Jawa Kuno. Sampai sekarang kata aku sebagai kata ganti orang pertama juga masih digunakan dalam bahasa Jawa Baru bentuk Ngoko, dan bahasa Indonesia.
Bentuk kepemilikan dari kata aku antara lain: -ngku (untuk akhiran vokal) dan -ku (untuk akhiran konsonan), apabila konsonan akhir tersebut juga k, maka diberi satu k saja, karena dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengenal konsonan dobel.
2. Hulun, Ahulun, Nghulun
Kata nghulun dan bentuk kata yang berbeda darinya lebih banyak dijumpai dalam teks-teks parwa. Hulun dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai "hamba". Kemungkinan kata ini merupakan bentuk yang paling sopan di antara kata ganti orang pertama yang lain.
Bentuk posesif dari kata ini yaitu ni nghulun. Apabila kita jabarkan sebenarnya memiliki pola: ni + ng + hulun.
Ni + ng, dalam bahasa Inggris yaitu of the. Sehingga ni nghulun maksudnya of
3. Ngwang, Ngong
Kata ngwang atau ngong meski jarang dijumpai merupakan juga kata ganti orang pertama. Kata ini kemudian berevolusi menjadi inyong, yang dapat kita jumpai dalam bahasa Jawa dialek Ngapak.
Bentuk posesifnya adalah ni ngwang atau ni ngong.
4. Sun, Isun, Ingsun
Kata sun, isun atau ingsun ini meskipun jarang dijumpai tetapi juga kata ganti orang pertama. Kata ini masih dapat kita jumpai dalam bahasa Jawa dialek Banyuwangi atau bahasa Osing.
Bentuk posesifnya adalah ningsun atau nisun.
5. Kami
Kata kami dalam bahasa Indonesia memiliki maksud "saya dalam arti jamak (saya dan mereka)", tanpa mengikutsertakan orang kedua yang diajak bicara. Namun dalam bahasa Jawa Kuno, kata kami lebih sering dijumpai untuk menyebut orang pertama.
Bentuk posesif kata ini adalah -mami
KATA GANTI ORANG KEDUA
1. Ko, Kong
Ko dalam bahasa Indonesia saat ini adalah "kau", dan dalam bahasa Jawa Baru menjadi "kowe" atau "kon / koen". Meskipun pengucapannya berbeda, namun memiliki kesamaan bahwa sejak dulu kata ko ini memiliki tingkatan yang paling rendah / tidak lebih sopan dibanding kata ganti orang kedua yang lain. Ko juga kerap kali digunakan sebagai bentuk jamak.
2. Kamu
Kamu sampai sekarang masih digunakan dalam bahasa Indonesia, namun tidak dalam bahasa Jawa.
Bentuk posesif dari kata ini adalah -mu
3. Kanyu
Kanyu tidak lagi digunakan baik dalam bahasa Jawa Baru maupun bahasa Indonesia. Begitupun sebenarnya dalam bahasa Jawa Kuno, kata ini juga jarang sekali dipakai.
Bentu posesif dari kata ini adalah -nyu
4. Ta, Kita
Kata kita dalam bahasa Indonesia bermakna jamak dengan mengikutsertakan orang pertama dan orang kedua (saya dan kamu dan mereka / dia). Namun dalam bahasa Jawa Kuno kata ini lebih sering digunakan sebagai kata ganti orang kedua.
Bentuk posesif dari kata ini adalah -nta
KATA GANTI ORANG KETIGA TUNGGAL
1. Ya
Ya disini bukanlah ya dalam bahasa Indonesia atau yo dalam bahasa Jawa, melainkan bermakna "ia / dia / beliau". Dalam bahasa Jawa Kuno tidak ada dua vokal berdiri bersama, maka kata ia ditulis dengan ya.
Bentuk posesif dari ya adalah -nya, yang masih digunakan pula hingga sekarang oleh bahasa Indonesia.
2. Sira
Sira merupakan bentuk kata ganti orang ketiga tunggal yang paling sering muncul dijumpai. Sira merupakan gabungan dari si + ra. Kemungkinan kata ganti ini adalah yang lebih sopan dibanding kata ganti ya.
Bentuk posesif kata ini adalah: -ira (untuk akhiran konsonan) dan -nira (untuk akhiran vokal)
KATA GANTI ORANG PERTAMA JAMAK
1. Kami Seperti yang sudah dikatakan di atas, untuk menyebut orang pertama jamak dalam bahasa Jawa Kuno adalah kami. Meskipun lebih banyak dijumpai bahwa kata tersebut difungsikan untuk orang pertama tunggal. KATA GANTI ORANG KEDUA JAMAK 1. KO, KAMU, KANYU + KABEH Bahasa Jawa Kuno tidak membedakan kata ganti untuk menyebut yang dalam bahasa Indonesia sebagai "kamu" dan "kalian. Sama seperti bahasa Inggris, bahasa Jawa Kuno menggunakan kata ganti orang kedua baik pada bentuk tunggal maupun pada bentuk jamak. Ciri yang menunjukkan bahwa orang kedua tersebut bentuknya adalah jamak, yaitu dengan penambahan kata kabeh atau "semua" dalam kalimatnya.
KATA GANTI ORANG KETIGA JAMAK
Bahasa Jawa Kuno tidak mengenal kata ganti untuk bentuk ini. Tidak seperti bahasa Indonesia yang memiliki kata "mereka" dan bahasa Inggris yang memiliki kata "they", bahasa Jawa Kuno tidak memilikinya. KATA GANTI JAMAK UNTUK SEMUA 1. Kita Meskipun lebih sering digunakan sebagai kata ganti orang kedua, namun tidak jarang pula kata ini dijumpai untuk menyebutkan kata ganti jamak yang mengikutsertakan orang pertama dan kedua, atau orang pertama, kedua serta ketiga. "Saya dan Kamu" "Saya dan kamu dan dia dan mereka". Penggunaan kata ini juga masih ada dalam bahasa Indonesia. |
Comments
Post a Comment